Pada awal tahun pelajaran, para pendidik (guru kelas/wali kelas) harus proaktif menata kelasnya sehingga dapat menciptakan kondisi dan situasi yang nyaman untuk siswa belajar dan tentunya untuk guru mengajar. Salah satu yang harus ditata adalah tempat duduk siswa.
Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah memungkinkan terjadinya tatap muka. Dengan posisis seperti itu, guru sekaligus dapat mengontrol tingkah laku siswa. Pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi kelancaran pengaturan proses pembelajaran. Rachman (1997:119).
Beberapa kemungkinan pengaturan tempat duduk antara lain:
(1) pola berderet atau berbaris berjajar,
(2) pola susunan berkelompok,
(3) pola formasi tapal kuda, dan
(4) pola lingkaran atau persegi.
Pada dasarnya penempatan siswa di kelas, menurut Ahmad (1995:21) harus memenuhi beberapa prinsip-prinsip berikut:
- Siswa tidak terus-menerus menempati tempat duduk yang sama sepanjang tahun, harus ada perubahan
- Diusahakan tidak ada siswa yang duduk sendirian tidak ada pasangannya, kalau terpaksa dia harus duduk di depan bukan di belakang dan tidak terus-menerus sendiri dalam arti yang sendiri bergantian
- Siswa yang lebih pendek, punya kekurangan dalam pandangan (berkacamata), kurang pendengarannya, diutamakan duduk di depan.
- Siswa yang sering membuat kegaduhan, suka mengganggu temannya dijauhkan dengan anak yang sejenis itu dan jangan ditempatkan terlalu jauh dari guru
- Siswa yang suka merenung, melamun, kurang memperhatikan penjelasan guru jangan ditempatkan terlalu di belakang.
0 comments:
Post a Comment